Piala Bergilir Sebagai Stimulus Pengembangan Karakter Siswa SMAN 1 Parigi

Piala Bergilir Sebagai Stimulus Pengembangan Karakter Siswa SMAN 1 Parigi

Penulis : Helmizar Andi Wiranata, S.Pd.

Guru SMAN 1 Parigi

Kabupaten Pangandaran dengan keadaan Sumber Daya Alamnya berpotensi besar untuk menjadi daerah pariwisata yang mendunia. Jumlah penduduk di kabupaten Pangandaran tahun 2023 terhitung sebanyak 440.177 jiwa (http://www.pangandarankab.go.id). Volume sampah yang dihasilkan di Kabupaten Pangandaran mencapai 163.606 kilogram / hari (https://jabar.sindonews.com/read/3503/1/terkendalasarana- penanganan-sampah-dipangandaran-tak- maksimal1545311556). Dengan volume sampah sebanyak itu,dibutuhkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Bukan tidak mungkin beberapa waktu ke depan pangandaran bukan dikenal sebagai daerah wisata lagi melainkan daerah sampah, apabila kesadaran akan kebersihan dan Sumber Daya Manusianya tidak disiapkan sedini mungkin. Salah satu pemegang peranan penting dalam mengelola dan menyetak SDM berkualitas dan berkarakter luhur adalah melalui sektor pendidikan. SMA N 1 Parigi memiliki program yang sudah berjalan selama beberapa tahun dan konsisten sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan serta memotivasi siswa untuk mengembangkan karakter baik yaitu Program Piala Bergilir Kelas Terbersih.

Program ini dijalankan sebagai stimulus agar siswa-siswi SMA N 1 Parigi tertarik dan termotivasi sehingga akhirnya terbiasa untuk menjaga kebersihan lingkungan. Melalui kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan (piket, membuang sampah di tempatnya, memilah sampah,dll) tersebut, secara tidak langsung siswa-siswi dididik untuk mengembangkan karakter yang luhur yaitu disiplin, tanggung jawab, tekun, peduli dan kerjasama.

Terdapat tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan karakter siswa peduli terhadap lingkungan bersih  adalah kelas X IPS jarang menjadi juara kebersihan. Kelas bawah harus mendapat bimbingan dan perhatian lebih dari guru wali kelas. Kadang ditemukan kasus guru yang lebih aktif membersihkan kelasnya dengan harapan memperoleh juara. Hal ini  justru  bertentangan dengan tujuan awal  kegiatan yaitu pengembangan karakter siswa.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut antara lain menyampaikan latar belakang, maksud, dan tujuan program piala bergilir kelas terbersih kepada peserta didik. Mengingatkan kembali rekan guru bahwa guru hanya bertugas sebagai pembimbing dan fasilitator dalam kegiatan pengembangan karakter peserta didik. Penilaian dilakukan secara random sehingga peserta didik tidak tau kapan akan dinilai.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan karakter peserta didik   yang sudah dilakukan adalah dimulai dari membiasakan siswa 15 menit sebelum bel berbunyi siswa sudah melakukan kegiatan membersihkan kelas dan 15 menit sebelum pulang siswa membersihkan kelas, siswa melaksankan tugas piket sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati bersama, memilah dan memilih sampah-sampah organik dan sampah-sampah anorganik, serta sampah yang memiliki nilai ekonomis (bisa dijual), siswa membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya, dan bahu membahu menciptkan lingkungan kelas yang bersih dan nyaman.

Berdasarkan output yang dihasilkan pada pengembangan karakter siswa melalui pemberian piala bergilir, kegiatan dirasa efektif dalam pengembangan karakter siswa akan pentingnya lingkungan yang bersih dan sehat. Semula kepedulian siswa terhadap kebersihan lingkungan dalam kegiatan hanya 20%, namun setelah diberikan motivasi berupa penghargaan juara kelas terbersih, keterlibatan dan partisipasi aktif siswa dapat meningkat secara signifikan menjadi 75%, Dapat disimpulkan kegiatan Piala Bergilir Siswa efektif dan dapat meningkatkan kesadaran siswa tentang kebersihan lingkungan.

Penulis: Helmizar