DAILYHISTORI – Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat merupakan salah satu wilayah yang kaya akan tinggalan budaya, terutama situs Pananjung.
Keberadaan situs ini membuktikan bahwa di wilayah Pangandaran pernah ada sebuah kerajaan.
Sebagian tinggalan budaya terdapat di kawasan konservasi Pangandaran meliputi kawasan daratan dan lautan.
Kawasan daratan meliputi Kawasan Cagar Alam yang luasnya lebih kurang 419.30 hektar dan Taman Wisata Alam yang luasnya lebih kurang 37.70 hektar. Sedangkan Kawasan Laut membentuk Cagar Alam Laut seluas lebih kurang 470 hektar.
Ketiga kawasan itu terletak berdampingan satu sama lain dalam satu hamparan, berada di Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran.
Pada Kawasan Konservasi itu terdapat berbagai tinggalan budaya, melansir Buku Pangandaran Dari Masa ke Masa karya Prof Nina Herlina Lubis (2016).
Peninggalan Budaya Situs Pananjung Pangandaran.
Situs Pananjung, yang lebih populer disebut Situs Batu Kalde, berbentuk percandian terletak di Dusun Pananjung, Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran.
Nama pananjung karena situs ini terletak di sebuah tanjung. Menurut sumber tradisi, daerah ini merupakan pusat Kerajaan Pananjung, dan candi Pananjung merupakan bangunan suci yang di bangun dan berfungsi pada masa itu.
Candi ini pun terkait erat dengan mitos yang berkisah tentang Dewi Rengganis (Dewi Samboja) dan Raden Anggalarang. Bukti cerita itu tertera pada makam-makam bajak laut yang datang menyerang kerajaan ketika itu.”
Peneliti Situs Pananjung oleh Arkeologi Nasional pada 1977,1978, 1983, 1984, 1986, 1987, dan tahun 1991 berupa survei dan ekskavasi.
Dari hasil penelitian itu dapat mengungkapkan bahwa percandian ini terdiri dari beberapa bangunan. Bangunan di sebelah Barat berbentuk bujursangkar berukuran 12 m x 12 m. Namun untuk berbagai kepentingan, akhirnya bangunan ini di urug kembali.
Artefak dan fitur yang tampak ke permukaan berupa struktur batu yang tidak beraturan, dan batu-batu bulat yang sebagian batuannya tertanam di dalam tanah.
Pada batu-batu bulat itu terdapat bekas gesekan yang memutar membentuk alur-alur. Tidak jauh dari tempat ini terdapat struktur bangunan berbentuk empat persegi panjang yang di percaya sebagai makam para bajak laut.