Guru di Pangandaran Dituntut Menyederhanakan Mata Pelajaran Matematika

Guru Besar Matematika UPI Prof Turmudi.
Guru Besar Matematika UPI Prof Turmudi.

Pangandaran – Guru matematika SMP di Pangandaran dituntut dapat menyederhanakan bahan ajaran matematika untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka.

Melalui seminar dan lokakarya yang bertajuk “Penguatan Kompetensi Guru Matematika untuk Implementasi Kurikulum Merdeka” digelar di SMP Negeri 2 Sidamulih, Pangandaran pada Sabtu (11/11/2023).

Kegiatan yang digagas oleh Fakultas Program Studi Pendidikan Matematika dan Program Studi Matematika UPI bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Pangandaran.

Guru Besar Matematika UPI Prof. Turmudi mengatakan melalui seminar ini diharapkan para guru memiliki kemampuan melihat situasi-situasi yang bisa menjadikan bahan ajar di kelas.

“Misalkan di Pangandaran yang konteksnya laut itu bisa menjadi bahan pelajaran matematika.
Contohnya, ketika kenapa sore itu air lautnya surut, tetapi menjelang malam dan pagi rob atau tinggi. Itu bisa diteliti, dan observasi dengan menancapkan tongkat kasih garis, dan bisa dilihat ketika air surut waktunya pukul berapa dan ketika naik airnya pukul berapa,” jelasnya kepada wartawan, Sabtu (11/11/2023).

Kemudian, setelah menghitung rendah surut airnya berapa meter dan air pasang atau tingginya berapa meter. “Ketika digambar grafiknya akan terjadi semacam kurva, itu akan sangat membantu. Akhirnya anak bisa melihat bahwa matematika memiliki kaitan erat dengan kehidupan,” katanya.

Ia mengatakan seminar dan lokakarya ini menuntut guru matematika menjadi lebih fleksibel dan dapat menyederhanakan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

“Bahkan di kurikulum merdeka sudah disediakan,” ucapnya.

Turmudi berharap guru matematika di Pangandaran harus lebih kreatif lagi dalam memberikan bahan ajaran matematika dan lebih sederhana.

Mengubah Paradigma Matematika yang Sulit

Prof Turmudi mengatakan ketika matematika bisa menjadi bahan ajaran yang simpel bagi anak-anak itu akan membawa mereka siswa menjadi senang belajar.

“Misalnya, perhitungan bambu 60 cm per menit, itukan perlu dibuktikan lagi, karena sempat teliti gak sama. Selama 12 hari mengukur pertumbuhan bambu ternyata tidak seperti yang diceritakan di buku,” katanya.

Menurutnya, menyederhanakan bahan ajaran matematika dengan situasi kehidupan sehari-hari dapat memberikan kemudahan dan dapat mengubah stigma sulit belajar matematika.

Catatan untuk guru matematika di Pangandaran

Guru di Pangandaran mendapatkan catatan khusus dari Prof Turmudi dalam memberikan ajaran bahan matematika.

“Pertama guru matematika harus memiliki kesadaran mendorong mereka untuk mau membaca karena akan menambah wawasan,” katanya.

Selain itu, guru-guru harus memberikan contoh bahwa membaca adalah kunci mempertajam kemampuan.

Kata dia, guru harus dapat menerima pembaharuan dalam memberikan gaya belajar dan sesuai dengan kondisi saat ini.

Sementara itu, Kepala Bidang SMP di Disdikpora Pangandaran Supri mengatakan ada 71 guru matematika yang mengikuti seminar lokakarya Fakultas Program Studi Matematika.

“Mereka diharapkan mengetahui penerapan kurikulum merdeka di mata pelajaran matematika,” katanya.

Ia mengatakan para guru bertemu langsung dengan para guru besar dengan dosen ahli di bidang matematika.

“Kalau mereka kemarin pembelajaran hanya melalui platform merdeka belajar, dan sekarang mereka langsung bertanya pada ahlinya, tidak di platform lagi,” ucap Supri.

Menurut Supri, belajar matematika itu pada hakikatnya tidak hanya mengajar didalam ruangan atau belajar berbasis buku, atau berbasis teks, tetapi belajar matematika itu lebih bermakna ketika anak-anak dibawa ke ruangan yang lebih luas.

Guru yang mengikuti seminar lokakarya diharapkan dapat mengimplementasikan kurikulum merdeka dalam mata pelajaran matematika.

Konsep merdeka belajar

Supri mengatakan konsep merdeka belajar itu membebaskan siswa dan guru untuk mengeksplor kegiatan pembelajaran bukan hanya soal materi yang ada dalam buku pelajaran atau modul yang mereka miliki.

Ihwal penerapan kurikulum merdeka di Pangandaran pihaknya mengimplementasikan secara bertahap.

“Kurikulum merdeka belajar diterapkannya secara bertahap, sebagai contoh untuk di Pangandaran sekarang itu sudah 3 tahap, kelas 9 untuk SMP mereka meneruskan kurikulum 2013, kelas 8 kurikulum merdeka, tetapi itu penerapan prinsip kurikulum merdeka belajar dengan masih memakai kurikulum 2013,” jelasnya.

Sementara itu, kelas 7 SMP sudah masuk ke merdeka belajar, materi dan pendekatan belajar sudah menggunakan prinsip kurikulum merdeka.

“Ciri khas kurikulum merdeka itu sudah tidak ada UN diganti ANBK, pembelajaran berdiferensiasi yang disesuaikan dengan kemampuan siswa,” katanya.