Kenaikan harga cabai rawit membuat para pemilik warung nasi di Pangandaran memutar otak. Terlebih bagi mereka yang menyediakan sambal di rumah makan tersebut.
Salah satu pemilik rumah makan di Parigi, Siti (46) mengatakan sudah memberikan tarif harga sambal setiap satu kali makan.
“Sekarang cabai rawit mahal kang, Rp 85 ribu sakiloana (Rp 85 ribu per kilogramnya),” kata Siti, Rabu (15/11/2023).
Menurutnya, untuk tetap mempertahankan ada sambal di rumah makan, untuk pembeli yang membungkus makanannya di tarif Rp 2 ribu per 2 sendok. “Kalau makan di tempat 3 sendok sambal Rp2 ribu,” katanya.
Hal serupa juga diterapkan pemilik Bakar Ikan di Cijulang, Ika Mustika (48) mengatakan jika biasanya sambal gratis sudah termasuk harga per kilogram atau satu porsinya. “Kalau saat ini untuk sambal kecap, tolenjeng dan jahe Rp 5 ribu per plastik kecilnya,” kata dia.
Ika mengatakan sudah hampir 3 bulan harga cabai di pasaran terus merangkak naik. “Kemarin saja beli 1 kg di pasar Cijulang sudah Rp 100 ribu per kilogramnya,” kata dia.
Sementara itu, pemilik Rumah Makan Seafood, Desi (45) mengatakan tidak mengurangi rasa ataupun menarif harga sambal.
“Nggak lah, tetap kalau sambal sama rasa pedas di seafood tidak menaikan harga, takutnya kaget aja,” ucapnya.
Desi memilih untuk tetap mempertahankan harga dan kualitas sajian yang diberikan. “Kalau saya mah tetap mempertahankan kualitas makanan,” kata Desi.
Ia mengatakan sebagai pengusaha UMKM kuliner ditengah harga cabai yang melejit pastinya sangat berpengaruh apalagi untuk cost belanja.
“Usaha kami yang notabene memerlukan bahan baku utamanya cabai yang sangat banyak, karena merupakan best seller makanannya yang pedas-pedas,” kata dia.
Menurut Desi sebagian besar menu masakan di rumah makan seafood miliknya membutuhkan bahan baku cabai.
“Tapi disisi lain kami juga selalu mengutamakan kepuasan dari konsumen itu sendiri, jadi kami hanya mensiasati dari cara berbelanja bahan baku dari pasar yang lebih terjangkau, tanpa menaikan harga jual ke semua pelanggan kami,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian (Disdagkop) Pangandaran, Tedi Garnida mengatakan harga cabai hasil pengamatan pada Selasa (14/11/2023) untuk harga cabai rawit Rp 70 ribu per kilogram.
“Kenapa harganya beda dengan beberapa kios, karena dalam satu pasar itu ada toko besarnya atau grosir,” kata Tedi saat dihubungi.
Menurutnya, di pasar itu ada beberapa pedagang, jadi yang dilaporkan ke Disdagkop itu dari pedagang besar.
“Jadi para pedagang-pedagang di pasar itu pasti belinya dari tukang sayur grosir, sehingga harganya pasti berbeda. Kios-kios kecil belinya dari satu toko sayur yang besar berada dibagian belakang pasar Pangandaran,” ucapnya.
Pihaknya mengaku tidak bisa menekan untuk tidak menaikan harga karena mereka berjualan harus ada keuntungan.
Selain itu, menurut Tedi, kenaikan harga cabai diakibatkan masih karena musim kemarau panjang berbulan-bulan. “Produksi menurun tetapi kebutuhan permintaan konsumen tetap,” katanya.
Tedi mengatakan kenaikan harga cabai terjadi secara fluktuatif, kadang naik turun. “Minggu-minggu kemarin sempat menurun sampai Rp 60 ribu, sekarang naik lagi,” katanya.