Pangandaran – Menyambut musim panen padi diberbagai daerah dilaksanakan dengan cara yang berbeda. Di Desa Cikalong, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangabdaran musim panen padi disambut dengan Festival Tampaling.
Seni dan adat Tampaling merupakan salah satu budaya khsusus Desa Cikalong menyambut musim panen padi.
Festival Tampaling itu digelar di Saung Budaya Giri Samboja di Desa Cikalong, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran pada Kamis (19/10/2023).
Rangkaian adat tersebut dimulai dengan Ngampihan Pare (menyimpan padi) hasil panen kedalam leuit atau semacam rumah kayu penyimpan padi.
Para petani yang membawa padi bernama rengkong, mereka memikul padi dengan gotong-royong pawai menuju leuit penyimpanan padi.
Prosesi Ngampihan Pare salah satu pesan bahagia atau rasa syukur petani kepada sang pencipta karena paripurna telah dapat panen raya yang sempurna.
Kemudian para Rengkong mengelilingi pemain Gondang Buhun yang sedang memukul alat pemisah padi menjadi beras.
Setelah tiba dihadapan leuit, pemangku adat menyimpan padi yang telah dipanen. Tujuannya agar menyimpan stok padi untuk beberapa waktu.
Penyimpanan padi dalam leuit dipercaya dapat bertahan hingga beberapakali musim panen padi sehingga dapat bertahab menjadi lumbung pangan.
Kepala Desa Cikalong Ruspandi mengatakan Festival Tampaling merupakan kristalisasi dari budaya dan adat masyarakat di Desa Cikalong.
“Tampaling ini proses pemberantasan hama dengan alat yang ramah lingkungan,” kata Ruspandi belum lama ini.
Menurutnya seiring berjalannya waktu Tampaling berkembang menjadi seni tradisi budaya.
“Makanya itu kami sengaja sekarang dibuat festival Tampaling agar orang lain tahu bagaimana cara pemberantasan hama di Desa Cikalong,” ucapnya.
Ruspandi mengatakan dari hasil tampaling itu belalang yang kena tangkap alat Nampaling bisa dinikmati dan bisa jadi penghasilan mereka diluar penghasilan lain.
“Untuk prosesi hari ini ada budaya Ngampihan Pare. Ada prosesi sakral yang tujuannya panen saetik mahi, loba nyesa (panen sedikit cukup, banyak tersisa. Agar manfaat dan barokah, itu targetnya,” kata Ruspandi
Sejarah Munculnya Tampaling di Desa Cikalong Pangandaran
Tokoh Masyarakat Desa Cikalong Karnen Muharis (76) mengatakan Tampaling berkembang menjadi tradisi baru sejak tahun 1983.
“Saat itu kakek abah yang memunculkan Tampaling menjadi tradisi wajib di desa inu untuk pemberantasan hama,” kata Karnaen saat berbincang dengan detikJabar.
Ia mengatakan Tampaling merupakan nama alat penangkap hama, sedangkan nampaling nama kegiatan menangkap belalang hama pare (padi) nu aya disawah (yang ada di sawah),” ucapnya.
Sementara itu, prosesi Nampaling dilakukan setelah musim padi, supaya tidak menganggu hama saat musim tebar (menanam).
“Meskipun di musim menanam padi tetap ada belalang petani tetap melakukan kegiatan nampaling,” ucapnya.
Tampaling dibuat dari bambu, anyaman bambu dan sattu tampaling menghabiskan 4 batang bambu dengan ukuran panjang 1 meter.
Adapun prosesi lainnya dalam rangkaian Festival Tampaling yaitu Rengkong, arak-arakan para petani sembari membawa padi untuk dibawa kedalam leuit.