Pangandaran – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar telah menetapkan siaga darurat bencana Hidrometeorologi. Kabar itu disampaikan Pemprov kepada pemerintah daerah di 27 kabupaten/kota.
Menanggapi Keputusan Gubernur, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pangandaran Untung Saeful Rokhman menyebutkan, jika Pangandaran saat ini sudah mulai melakukan upaya mitigasi mengingat apabila terjadi bencana.
“Kami baru menerima surat dari Pj Gubernur Jabar tentang Kepgub terkait Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi. Seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pergeseran tanah, dan lainnya,” kata Untung, Sabtu (9/12/2023).
Menurutnya, di Pangandaran sendiri, sampai saat ini memang sudah turun hujan, namun, hujannya belum setiap hari.
“Kalau dianalisis, sehari hujan, tiga atau empat hari kemudian baru hujan lagi. Belum setiap hari hujan,” terangnya.
Kendati demikian, kata Untung, BPBD tetap melakukan kajian dengan adanya surat dari provinsi tersebut. “Kami akan koordinasi dengan pimpinan terkait langkah antisipasi siaga darurat,” katanya.
Kalau Pangandaran, kata Untung, titik rawan bencana banjir itu ada di Kalipucang. Itupun, menurut dia, biasanya banjir di sana bisa sampai seminggu karena luapan Sungai Citanduy.
Sementara itu, untuk wilayah kecamatan lain, paling hanya genangan yang sehari atau dua hari bisa surut lagi.
“Kalau untuk longsor itu yang berpotensi di wilayah atas, seperti Cigugur atau Langkaplancar. Namun alhamdulillah kontur tanah kita itu tidak murni tanah merah. Walaupun ada, tidak begitu banyak,” kata Untung.
Kebanyakan, menurut Untung, kondisi di wilayah tersebut tanahnya batu putih yang keras.
Dia mengatakan BPBD Pangandaran dalam menindaklanjuti Kepgug itu tetap akan waspada dan melakukan mitigasi dan koordinasi dengan para stakeholder.
“Kewaspadaan tetap harus ditingkatkan. Sejauh ini belum ada laporan signifikan. Mudah-mudahan tidak ada bencana alam yang parah,” katanya.
Sementara itu, Dandim 0625 Pangandaran Letkol Inf Indra Mardianto Subroto mengatakan pentingnya ada kerjasama antara instansi dalam menghadapi situasi darurat manakala terjadi bencana alam.
“Kita kan tidak pernah tahu kapan bencana itu terjadi. Maka dari itu koordinasi dan kolaborasi antar instansi sangat penting untuk memberikan respons yang cepat dan efektif,” ucapnya.
Ia menekankan seluruh stakeholder di Pangandaran harus saling berkoordinasi agar keselamatan dan upaya penanggulan berjalan dengan baik. “Kami siap mendukung pemerintah dan berkolaborasi manakala bencana terjadi,” katanya.