Pangandaran – Menjajal kulineran di Pangandaran memang tidak ada habisnya. Detikers harus nyobain sate maranggi dan tongseng domba di rumah makan Sate Maranggi Kang Ruddy.
Sate Mang Rudy berlokasi di Jl. Raya Parigi, Desa Karangbenda, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat 46393. Dengan alamat maps https://g.co/kgs/fomo7Cq
Ada berbagai menu olahan daging domba, sapi dan ayam yang enak untuk dinikmati kulineran di Sate Kang Ruddy. Menunya sangat bervarian, mulai dari nasi goreng, soto dan sate.
Menu best seller yang dapat dicoba pengunjung di Sate Maranggi Kang Ruddy diantaranya sate maranggi domba Rp 40 ribu, sate maranggi sapi Rp 30 ribu, sate ayam Rp 15 ribu.
Kemudian, ada Tongseng Domba Rp 30 ribu, Tongseng sapi Rp 25 ribu dan tongseng ayam Rp 20 ribu.
Untuk olahan masakan lainnya, gulai domba Rp 30 ribu dan gulai sapi Rp 25 ribu, Tengkleng Rp 30 ribu. Sementara itu, ada olahan daging lainnya seperti nasi goreng hingga mie berbahan daging domba, sapi dan ayam mulai Rp 20-30 ribu.
Jam Operasional Sate Maranggi Kang Ruddy buka hampir setiap hari, Senin-Minggu buka mulai pukul 09.30 WIB sampai dengan 21.30 WIB malam. Namun untuk hari Jumat tutup.
Pemilik Sate Maranggi, Ruddy Efendy mengatakan olahan daging yang paling laku dibeli yaitu sate maranggi domba dan sapi. “Kebetulan karena baru di Pangandaran, apalagi sate maranggi domba paling banyak diserbu pengunjung,” kata Ruddy, Jumat (5/1/2024).
Menurutnya, dalam sehari untuk sate maranggi domba ataupun sapi bisa menghabiskan lebih dari 25 kilogram per hari. “Kambing habis 25 kg per hari, daging sapi pun sama, bahkan bisa lebih,” ucapnya.
Daily Pangandaran mencoba mengunjungi Sate Maranggi Kang Ruddy pada Kamis (4/1/2024) sore. Memesan satu porsi sate maranggi domba dan tongseng sapi.
Kedua menu itu serasa tidak bisa dipisahkan, untuk sate maranggi domba secara rasa dagingnya cukup lembut, namun tidak terlalu bau amis. Bumbu yang meresap dalam daging sangat menggugah selera, apalagi saat mengoyak daging di mulut. Rasa daging yang gurih, sedikit manis, dibalut kecap dan sambal cabai menambah citra rasa yang khas.
Kemudian untuk tongseng sapi, secara rasa kuah kuningnya yang asin manis sedikit pedas cukup menggugah lidah. Bahkan, rasanya sangat nempel, karena bumbu rempah alami yang disajikan.
Ruddy mengatakan sate maranggi miliknya memang berbeda dengan jenis sate lainnya yang ada di Pangandaran. “Di tempat kami meski pengolahan dagingnya dekat dengan tempat makan, tetapi tidak tercium bau amis,” katanya.
Menurut Ruddy, mempertahankan citra rasa dengan tetap membuat daging selalu empuk dan potongan yang cukup sesuai harga. “Alhamdulillah banyak yang cocok dan menjadi pilihan pelanggan,” ucapnya.