Nelayan Berdaya Teknologi: Transformasi Positif Melalui Digitalisasi

Era digitalisasi yang sudah merebak di seluruh penjuru dunia memiliki dampak yang sangat besar pada seluruh aspek perkembangan, salah satunya adalah lapangan pekerjaan.

Saat ini, lapangan pekerjaan mengalami transformasi yang besar akibat dari dampaknya era digitalisasi. Namun, perubahan ini tidak selalu merata di seluruh sektor pekerjaan contohnya adalah nelayan pada sektor perikanan tangkap.

Masyarakat nelayan di Indonesia termasuk di Kabupaten Pangandaran, masih termasuk dalam kelompok nelayan skala kecil. Secara umum karakteristik dari nelayan skala kecil adalah belum menggunakan alat tangkap yang maju, berorientasi subsiten, pendapatan yang tidak pasti sehingga hasil tangkapan ikan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, dan bersifat padat karya (Berkes et al., 2001; FAO, 2005).

Pada sektor perikanan tangkap, adopsi teknologi seharusnya dapat memiliki dampak yang positif apabila diimplementasikan dengan tepat.

Aktivitas penangkapan ikan di laut memiliki resiko yang tinggi karena sangat dipengaruhi oleh kondisi alam. Pada hal ini, teknologi dapat digunakan untuk menunjang aktivitas penangkapan ikan di laut, diantaranya adalah:

1. Peningkatan efisiensi dalam operasi penangkapan ikan

Operasi penangkapan ikan memiliki keterkaitan terhadap keberadaan target tangkapan ikan yang sangat erat. Oleh karena itu, dibutuhkan perencanaan yang matang sehingga dapat meningkatkan efisiensi dalam menemukan lokasi penangkapan ikan. Hal tersebut dapat ditunjang dengan adanya teknologi pemetaan yang dilengkapi dengan perangkat GPS, sensor satelit dan sonar untuk mendektesi dan menduga keberadaan ikan di perairan.

Selain itu, perangkat GPS juga dapat digunakan untuk merencanakan dan mengoptimalkan rute perjalanan pada saat akan berangkat menuju daerah penangkapan ikan.

2. Peningkatan faktor keselamatan nelayan

Informasi cuaca saat ini dapat dimanfaatkan untuk pendugaan kondisi cuaca di masa mendatang. Selain cuaca, informasi arus dan gelombang pun juga sudah dapat diakses oleh masyarakat. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk merencanakan waktu operasi penangkapan ikan dan juga sebagai langkah preventif pada saat terjadinya badai di tengah laut.

3. Pemasaran dan promosi

Keberadaan Internet dan media sosial memberikan kemudahan bagi nelayan untuk memasarkan produk mereka secara langsung kepada konsumen. Hal tersebut dapat meningkatkan visibilitas produk hasil tangkapan maupun pengolahan ikan kepada konsumen. Penggunaan merk dagang maupun packaging yang tepat tentu saja dapat menigkatkan nilai jual.

4. Akses ke pasar global

Kehadiran internet dan platform online yang ada saat ini, sangat memungkinkan untuk menjual sebuah produk tidak hanya ke segmen nasional namun juga internasional. Hal tersebut tentu saja membuka keran ekspor sehingga dapat meningkatkan nilai tambah pada produk perikanan nasional.

5. Pendidikan dan pelatihan

Berbagai informasi dapat diakses dimana saja dengan menggunakan internet. Hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh nelayan guna mengakses wawasan, pengetahuan bahkan pendidikan yang dapat berupa pelatihan online. Dengan begitu nelayan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai teknik penangkapan yang baik, strategi pemasaran yang tepat dan manajemen perikanan yang berkelanjutan.

6. Monitoring dan manajemen sumberdaya alam

Sistem informasi digital saat ini sangat memungkinkan untuk meningkatkan monitoring dalam hal pendataan di lapangan antara nelayan dengan pemerintah secara real time. Oleh karena itu, hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk melakukan pengelolaan sumberdaya perikanan, mencegah penangkapan ikan illegal maupun penangkapan ikan berlebih, dan tentunya mendukung praktek penangkapan yang berkelanjutan.

Adopsi teknologi yang dapat digunakan oleh nelayan ini tentu saja membawa tantangan yang seperti keterbatasan akses terhadap teknologi itu sendiri, pelatihan penggunaan teknologi itu sendiri, keamanan data, dan juga keterbatasan infrastruktur. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan juga institusi pendidikan untuk berkolaborasi
guna memberikan penyuluhan ataupun pelatihan (Yusrita et al., 2023). Hal tersebut diperlukan untuk memastikan nelayan dapat memanfaatkan potensi dari digitalisasi dan membantu untuk mengatasi tantangan yang akan muncul.

Penulis: Pringgo Kusuma Dwi Noor Yadi