Berita  

Pohon Pandan Sejak 1991 di Pacuan Kuda Legokjawa Pangandaran Tidak Pernah Ditebang

DAILYPANGANDARAN – Pacuan Kuda Legokjawa, Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran menjadi salah satu lajur balap paling terkenal di Jawa Barat.

Lokasinya yang berada di pesisir pantai ini dijuluki pacuan kuda terbesar kedua di dunia setelah Inggris yang berada di pinggir pantai.

Pacuan Kuda di Legokjawa dikabarkan sudah ada sejak tahun 1980an. Namun ada satu hal yang unik di tengah lajur pacuan tersebut.

Sebuah pohon pandan berdiri tegak di tengah pacuan kuda memiliki cerita mistis di dalamnya. Konon sejak berdirinya pacuan tersebut belum pernah ada yang berani nebang.

Bahkan, sempat diusahakan ditebang menggunakan alat berat tetapi selalu ada kendala hingga alat beratnya pun patah.

Tokoh Masyarakat Legokjawa Engkus Kusnindar mengatakan, pohon pandan yang menjadi perhatian di pacuan kuda itu bernama pohon Pandan Uwong. “Memang betul, konon pohon itu sudah ada sejak lama, bahkan saat saya kecil pun tahun 1990an sudah ada,” ucap Engkus, Senin (18/3/2024).

Ia mengatakan posisis pohon yang berdiri tegak di bagian kanan pacuan kuda, sampai saat ini masih terlihat segar meski sudah puluhan tahun.

Sebelumnya, menurut Engku du Pacuan Kuda itu terdapat bangunan SD Negeri Sindangjaya.

“Dulu tahun 1991 masih ada, saya juga alumni dari situ sekarang sudah dipindahkan,” katanya.

Engkus memperkirakan pacuan kuda sudah ada sejak tahun 1960an atau sudah 60 tahunan lebih berdiri. “Sedangkan kalau pohon pandan uwong itu ditanam oleh kaka tingkat sekolah kami yang usianya sekarang sudah 50 tahun lebih,” ujarnya.

Kendati demikian, kata Engkus di zaman kaka tingkat sekolahnya, salah satunya bernama Sajidin yang sekarang menjadi amil pernikahan.

“Kalau sekarang pak Sajidin usianya sudah 60 tahun, pasti tidak jauh usianya dengan pohon pandan tersebut,” tutur Engkus.

Menurut Engkus, secara syariat kalau pohon pandan tidak berusia lama. Bahkan kata dia, kalau puluhan tahun sudah seharusnya mati.

“Namun pandan uwong ini masih berdiri kokoh hingga sekarang dan tidak berubah warnanya tetap hijau meski di bawah terik matahari,” ucapnya.

Ia menceritakan, saat itu ada dua pohon Pandan Uwong yang berdiri di pacuan kuda namun satu lagi sudah tidak ada secara alami. “Jadi yang tersis tinggal itu saja,” ucapnya.

1 Pohon Pandan Uwong Tidak Bisa Ditebang

Engkus mengatakan pohon panda uwong itu sempat berencana akan ditebang tahun 2016 lalu saat ada PON di Jabar, tapi tidak bisa disingkirkan.

“Pohon pandan uwong yang satu itu pernah mau disingkirkan oleh alat berat (beko) malah bekonya yang mental. Pokoknya mitos yang dialami oleh kami itu ada dua, pertama beko mau menyingkirkan pohon malah mental, kemudian beko yang menggunakan alat tajam pun malah patah besinya”.

Ihwal sisi mistisnya, Engkus enggan berbicara karena takut salah dan tidak enak untuk dibicarakan. “Kalau yang lainnya kami tidak tahu. Hanya dua itu saja yang kami tahu. Setelah itu katanya orang-orang pada kapok untuk menebang pohon tersebut, sehingga pohon itu tetap berdiri tegar,” ujarnya.