Menurut Asep, berdasarkan kajian dari Bank Indonesia, jumlah kunjungan wisatawan pada tahun ini tercatat hanya lebih dari 1 juta, jauh menurun dari lebih dari 3 juta pengunjung pada tahun 2022 dan sekitar 2 juta pada tahun 2023. “Saya cukup terkejut dengan data ini,” ungkapnya.

Asep mengidentifikasi beberapa faktor yang berpotensi memengaruhi penurunan tersebut, termasuk pengelolaan retribusi, kondisi ekonomi masyarakat, dan pelayanan di objek wisata. “Semua aspek ini perlu dievaluasi,” tegasnya.

Salah satu kebijakan yang disoroti adalah perubahan sistem penarikan retribusi dari per kendaraan menjadi per orang, yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah. “Mungkin wisatawan merasa kurang puas dengan kunjungan mereka ke Pangandaran,” ujarnya, menekankan perlunya diskusi mendalam dengan dinas terkait untuk mencari solusi atas masalah ini.