Pangandarani – Sali (49) warga Dusun Sukajadi, Desa Sukaresik, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran hidup di rumah tak layak huni selama belasan tahun.
Ayah satu anak itu tetap bertahan meskipun tinggal di gubuk kayu. Sali yang memiliki keterbalakagan mental berpasangan dengan Desi seorang tunawicara.
Dailypangandaran.com mencoba menghampiri rumah Sali di Sukaresik pada Selasa (17/10/2023) siang pukul 11.00 WIB. Namun kondisi rumahnya telah diperbaiki melalui program rumah tidak layak huni (rutilahu).
Belakangan rumah Sali dianggap tidak layak huni karena bak kandang ayam, dengan satu pintu dan satu jendela.
Namun setelah mendapatkan bantuan rutilanu, kini Sali dapat tinggal di rumah yang layak dan dapat bantuan dari pemerintah provinsi Jawa Barat atas ajuan LPM Desa Sukaresik.
Sali mengatakan mengaku senang bisa tinggal di rumah yang nyaman dan layak.
“Senang sekarang gak takut bocor lagi karena hujan,” kata Sali.
Meskipun memiliki keterbelakangan mental, Sali dapat menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan dailypangandaran.com
“Kalau tinggal di rumah sebelumnya lama belasan tahun,” ucap Sali.
Ia mengatakan kerja sehari-hari hanya sebagai penjual sapu dari daun kelapa. “Tukang raut sapu (peraut sapu kelapa)” katanya.
Selain itu, kehidupan sehari-hari Sali mengandalkan uang bantuan dari pemerintah desa.
Sementara itu, Ketua LPM Desa Sukaresik Edwin mengatakan memang Sali itu salah satu warga yang mendapatkan bantuan rutilahu.
“Jadi di Desa Sukaresik itu memang ada bantuan rutilahu, satu rumahnya dapat Rp 19,5 juta,” kata Edwin.
Menurutnya Sali dapat bantuan karena dinilai kondisi rumahnya tidak layak huni dan tidak mempunyai penghasilan tetap.
“Saya dapat laporan dari warga bahwa ada rumah di Dusun Sukajadi yang tak layak huni, jadi Sali memang layak dapat bantuan,” ucapnya.