Fakta Tentang Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Ilustrasi Fakta Penyakit Paru Obstruktif Kronis.
Iluatrasi Fakta Penyakit Paru Obstruktif. RSUD Pandega

DAILYPANGANDARAN – Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah kondisi yang menyebabkan gangguan pernapasan kronis akibat penyumbatan saluran udara di paru-paru. PPOK umumnya mencakup dua kondisi utama, yaitu emfisema (kerusakan alveoli atau kantong udara di paru-paru) dan bronkitis kronis (peradangan saluran bronkus yang menyebabkan batuk kronis dan produksi lendir berlebihan).

Penyebab Utama

Penyebab utama PPOK adalah paparan asap rokok, baik secara aktif maupun pasif. Faktor lain seperti polusi udara, paparan bahan kimia berbahaya, dan infeksi saluran pernapasan berulang juga berkontribusi terhadap penyakit ini. Risiko PPOK meningkat jika terdapat riwayat keluarga dengan kondisi serupa.

Gejala Umum

Gejala yang sering muncul antara lain:
– Sesak napas yang menetap dan progresif.
– Batuk kronis dengan dahak.
– Rasa lelah berlebihan, terutama saat beraktivitas.

Pencegahan dan Penanganan

Untuk mencegah PPOK, penting menerapkan gaya hidup sehat seperti:

1. Menghindari asap rokok dan polusi udara.
2. Rajin berolahraga untuk memperkuat diafragma.
3. Mengelola pola makan dan cukup istirahat.
4. Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin sesuai prinsip CERDIK (Cek kesehatan, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres.

Penanganan PPOK meliputi:
– Terapi oksigen untuk memperbaiki pernapasan.
– Rehabilitasi paru untuk meningkatkan kualitas hidup.
– Penggunaan obat seperti bronkodilator dan kortikosteroid.

Dampak Jika Tidak Ditangani

PPOK yang tidak dikelola dapat memperburuk fungsi paru-paru hingga memengaruhi aktivitas sehari-hari. Kondisi ini bahkan dapat meningkatkan risiko komplikasi serius seperti penyakit jantung dan kanker paru.

Kesadaran masyarakat terhadap PPOK perlu ditingkatkan, terutama dalam menghindari paparan asap rokok yang menjadi faktor risiko utama. Konsultasikan keluhan terkait pernapasan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut, seperti yang dianjurkan oleh RSUD Pandega Pangandaran.