DAILYPANGANDARAN – Menggerus atau menghancurkan obat sering dilakukan oleh pasien yang kesulitan menelan tablet atau kapsul. Namun, tidak semua obat boleh digerus karena dapat mempengaruhi efektivitas dan keamanannya. Sebelum melakukan hal ini, penting untuk memahami mana obat yang boleh dan tidak boleh digerus agar tidak menimbulkan efek samping atau mengurangi manfaat pengobatan.
Kapan Menggerus Obat Diperbolehkan?
Beberapa obat boleh digerus untuk memudahkan konsumsi, terutama jika pasien mengalami kesulitan menelan. Namun, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau apoteker terlebih dahulu. Contoh obat yang umumnya aman untuk digerus:
– Parasetamol (obat pereda nyeri dan demam)
– Metformin (obat untuk diabetes tipe 2)
– Amoksisilin(antibiotik)
Setelah digerus, obat sebaiknya dicampurkan dengan air atau makanan lunak agar lebih mudah dikonsumsi.
Obat yang Tidak Boleh Digerus
Sebaliknya, beberapa jenis obat tidak boleh digerus karena dapat mengurangi efektivitas, menyebabkan efek samping, atau bahkan berbahaya bagi tubuh. Berikut adalah beberapa jenisnya:
1. Obat Lepas Lambat (Extended Release/ER, Sustained Release/SR, Controlled Release/CR)
Obat dengan formulasi ini dirancang untuk dilepaskan perlahan dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu. Jika digerus, obat akan diserap terlalu cepat, meningkatkan risiko efek samping.
Contoh:
– Tramadol ER (penghilang rasa sakit)
– Metoprolol SR (obat tekanan darah tinggi)
2. Obat dengan Lapisan Enterik (Enteric Coated/EC)
Obat ini memiliki lapisan khusus yang melindungi lambung dari iritasi atau memastikan obat larut di usus, bukan di lambung. Menggerus obat ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau menurunkan efektivitasnya.
Contoh:
– Aspirin EC
-Omeprazol EC
3. Obat Berbentuk Kapsul yang Berisi Butiran atau Bubuk
Beberapa kapsul mengandung butiran khusus yang tidak boleh dihancurkan karena akan mengganggu pelepasan obat dalam tubuh.
Contoh:
– Diltiazem ER (obat jantung)
– Nexium (obat maag)
4. Obat yang Berisiko Mengiritasi atau Beracun Jika Dihirup
Beberapa obat dapat menimbulkan efek samping serius jika partikelnya terhirup saat digerus.
Contoh:
– Tamoxifen(obat kanker payudara)
– Finasteride (obat pembesaran prostat)
Kesimpulan
Tidak semua obat boleh digerus karena dapat mempengaruhi efektivitas dan keamanan obat tersebut. Jika mengalami kesulitan menelan obat, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau apoteker untuk mengetahui alternatif yang lebih aman, seperti obat dalam bentuk sirup, tablet kunyah, atau sediaan lainnya.
Ingat! Jangan asal menggerus obat tanpa berkonsultasi, karena keselamatan adalah yang utama.