Konsumsi Rokok di Pangandaran Meningkat, Kalahkan Pengeluaran Gizi Penting

DAILYPANGANDARAN – Pengeluaran masyarakat Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat untuk membeli rokok ternyata lebih besar dibandingkan dengan beras. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pangandaran dalam laporan “Kabupaten Pangandaran Dalam Angka Tahun 2025”, pengeluaran per kapita untuk rokok mencapai Rp 125.812 per bulan pada tahun 2024, sedangkan pengeluaran untuk padi-padian (beras dan sejenisnya) hanya Rp 127.729 per bulan.

Data ini menunjukkan bahwa rokok menjadi salah satu pengeluaran terbesar dalam kategori makanan, bahkan jumlahnya hampir sebanding dengan pengeluaran untuk kebutuhan gizi penting lainnya, seperti daging (Rp 35.110), telur dan susu (Rp 32.297), serta buah-buahan (Rp 64.071).

Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita di Pangandaran mengalami kenaikan dari tahun 2023 ke 2024. Pada tahun 2023, total pengeluaran per kapita mencapai Rp 1.293.640 dan meningkat menjadi Rp 1.367.729 pada tahun 2024.

Jika dirinci, pengeluaran per kapita untuk makanan meningkat dari Rp 720.756 (2023) menjadi Rp 809.992 (2024), lalu pengeluaran untuk non-makanan justru mengalami sedikit penurunan dari Rp 572.884 (2023) menjadi Rp 557.738 (2024).

Rokok Menjadi Pengeluaran Besar di Kategori Makanan 

Dari total pengeluaran untuk makanan, konsumsi makanan dan minuman jadi tetap menjadi yang terbesar dengan nilai Rp 205.690 pada 2023 dan tetap di angka yang sama pada 2024. Sementara itu, rokok berada di posisi kedua dengan Rp 113.962 pada 2023 dan meningkat menjadi Rp 125.812 pada 2024.

Kenaikan pengeluaran untuk rokok ini bahkan lebih besar dibandingkan kenaikan pada kelompok makanan bergizi lainnya seperti daging, susu, dan buah-buahan. Hal ini mencerminkan bahwa rokok masih menjadi bagian penting dalam pengeluaran masyarakat Pangandaran, meskipun ada kebutuhan makanan yang lebih esensial.

Perbandingan Pengeluaran Makanan dan Non-Makanan

Data BPS juga mencatat bahwa pengeluaran asyarakat Pangandaran lebih besar untuk makanan dibandingkan non-makanan. Pada 2022, pengeluaran untuk makanan mencapai 57,62% dari total pengeluaran, namun mengalami sedikit penurunan menjadi 55,72% pada 2023.

Kebutuhan non-makanan yang paling besar adalah perumahan dan fasilitas rumah tangga, dengan pengeluaran mencapai Rp 302.061 pada 2023 dan Rp 293.371 pada 2024.

Data ini menunjukkan bahwa pengeluaran masyarakat Pangandaran masih lebih dominan untuk kebutuhan makanan dibandingkan non-makanan. Namun, rokok menjadi salah satu komoditas dengan pengeluaran yang cukup tinggi, bahkan hampir sebanding dengan kebutuhan pokok seperti beras, daging, dan susu.

Pola konsumsi ini bisa menjadi perhatian bagi pemerintah daerah dan pemangku kebijakan, terutama dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya alokasi pengeluaran untuk kebutuhan yang lebih mendukung kesejahteraan dan kesehatan.