DAILYPANGANDARAN – Tak pernah terpikirkan sebelumnya, jika profesi menjadi seorang pemandu bakalan mendulang cuan yang menjanjikan. Bahkan, dari setiap peruntungannya dapat mewujudkan mimpi orang tua.
Pemandu di objek wisata Citumang, Yuyu Muti Ali (22) menjadi salah satunya yang merasakan kondisi tersebut. Ia meniti karir sebagai seorang tour guide sejak duduk dibangku SMP. Bahkan menjadikan hobi ini sebagai profesi.
Meski demikian menjadi seorang pemandu bukan cita-citanya saat kecil. Profesi inilah yang justru membuat Yuyu atau Bocah Citumang sapaan akrabnya menarik pundi-pundi rupiah.
Saat berkunjung ke objek wisata Citumang, detikJabar berkesempatan berbincang dengan Yuyu. Saat ditemui ia sedang memandu wisatawan untuk bersiap melakukan aktivitas body rafting.
Yuyu merupakan warga Dusun Sukamanah, Desa Bojong, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran. Rumahnya hanya berjarak 500 meter dari Citumang. Tak heran jika ia sudah terbiasa dengan kondisi sungai Citumang.
“Menjadi seorang pemandu berawal dari iseng, tapi malah ketagihan,” kata Yuyu, Sabtu (7/8/2024).
Ia mengatakan pertamakali memandu orang berenang itu waktu duduk dibangku SMP. Kata dia, waktu itu masih iseng main-main aja karena situasi objek wisata tersebut belum seramai sekarang.
“Awal-awal iseng berenang, main aja gitu sekitar tahun 2015 masih SMP. Kan kalo bocah disini main paling berenang gitu ke Citumang,” ucapnya.
Menurutnya, mulai produktif dan ketagihan memandu wisatawan pada tahun 2018 hingga 2019. Saat itu pun masih sekolah SMK.
“Saat masuk SMK sih mulai berani mengantar tamu memandu wisatawan body rafting di Citumang,” katanya.
Sebelum seramai sekarang, kata dia, pengunjung ke Citumang menjadi alternatif selain ke Pantai Pangandaran ataupun Green Canyon.
“Dulu mah hanya sebatas wisata alternatif kalo sekarang mah ramai,” ucapnya.
Banyak Pelanggan Bersumber dari Media Sosial
Dia mengatakan mendapatkan tamu atau wisatawan yang berkunjung ke Citumang melesat saat bermain media sosial. Hal itu dilakukan usai COVID-19.
Menurut dia, tahun 2020 saat COVID-19 kondisi pengunjung ke Citumang sangat sepi, bahkan sampai sama sekali tidak ada pengunjung. Mengembalikan kondisi tersebut, membutuhkan waktu cukup lama, sehingga ia mengaku berinisiatif untuk membuat konten hingga viral ke media sosial.
“Awal tahun 2021 saya iseng juga tuh bikin konten tentang Citumang, terus lagi aktivitas berenang. Ternyata banyak yang suka,” ucapnya.
Setelah viral di media sosial, menurut Yuyu, dirinya mengaku terus aktif menggunakan medsos untuk promosi wisata di daerahnya. Menurutnya, hingga saat ini banyak yang ingin berkunjung ke Citumang melalui pesan di media sosial.
“Kalo ke saya sampai hari ini menerima wisatawan atau tamu dari medsos, TikTok salah satunya terbanyak,” kata dia.
Berkat membuat konten dengan nama Bocah Citumang, Yuyu menerima banyak tamu setiap bulannya dan kontennya cukup kesohor. “Alhamdulillah kalo lagi Weekend sehari bisa mengantar 500 tamu lebih. Kalo weekdays 10 sampai 20 orang,” ucapnya.
Keuntungan Menggeluti Profesi Sebagai Pemandu Wisata
Yuyu mengatakan dalam sebulan untuk keuntungan menjadi pemandu wisata cukup menjanjikan. “Penghasilan Rp 15 juta sampai Rp 20 juta sebulan, tergantung juga sih di momen momen ramai,” ucapnya.
Ia mengatakan selain penghasilan dari jasa pemandu saat ini menggeluti dunia konten kreator di beberapa platform. “Iya kan saya ngonten juga di YouTube dan TikTok jadi dari situ tambahannya,” kata dia.
Menurut dia sekali memandu tamu bisa sampai 20 hingga 50 orang. “Itu tergantung kondisi hari,” katanya.
Kalo ragi ramai, kata dia, sempat kewalahan karena bisa mencapai 600 orang. “Makanya alhamdulillah sekarang sudah punya pegawai sendiri,” ujarnya.
Anak kedua dari tiga bersaudara ini mengaku memilih menjadi seorang pemandu wisata ditengah banyaknya para pencari kerja ke kota, karena beberapa alasan.
“Ya karena diperjuangin yang ada dulu. Ini kan potensinya gede kalo daerah wisata, jika bukan kita siapa lagi,” ucapnya.
Yuyu merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, kakaknya berprofesi sebagai pemandu. Sementara adiknya masih duduk dibangku sekolah.
Ia mengatakan ada satu kesan yang membuatnya tidak pernah lupa selama berkarir sebagai seorang pemandu. Yaitu, dapat mewujudkan orang tua punya rumah makan sendiri.
“Dulu saya masih ingat orang tua pernah bilang pengen punya rumah makan sendiri. Mendengar itu jadi terdorong pengen mewujudkannya,” ucapnya.
Bahkan, kata Yuyu, dulu pernah numpang di rumah orang, untuk buka rumah makan. “Dulu ngampar dagang, cuman jualan masakan sudah jadi,” katanya.
“Alhamdulillah sekarang, berkat ngumpulin dan doa dari orang tua, saya bangun rumah makan disini. Lokasinya tidak jauh dari Citumang,” ungkapnya.
Ia juga mengaku orang tua tidak meminta apapun. Menurutnya, hanya menitipkan untuk sekolahkan adik.
“Ibu mah hanya minta adek disekolahkan sampai kuliah,” katanya.
Dengan pendapatan sekarang, kata dia, sangat bersyukur dapat membantu ekonomi keluarga. “Alhamdulillah bisa beli motor, beli rumah, sebagian untuk ke modal usaha, selebihnya menabung,” ucapnya.