Cerita Pemandu TWA Cagar Alam Pangandaran yang Kini Sepi Pengunjung

DAILYPANGANDARAN – Kunjungan ke Taman Wisata Alam (TWA) Cagar Alam Pangandaran kini mengalami penurunan. Hal tersebut juga dirasakan pemandu di objek wisata tersebut.

Rano Karno (44) telah menjadi pemandu wisata sejak tahun 2000an merasakan betul perbandingan kunjungan dari tahun ke tahun di TWA Cagar Alam Pangandaran. Ia mengaku saat ini gigit jari melihat kondisi pengunjung yang merosot.

“Sekarang bisa dilihat sendiri, long weekend malah sepi. Hampir setiap hari ini, saya hanya muter-muter di kawasan TWA,” kata Rano sebari menghela nafas.

Menurunnya, kunjungan di TWA Pangandaran dipengaruhi berbagai banyak faktor. Salah satu yang paling terasa keluhan terkait tarif tiket.

“Karena, ada yang mengeluh tarif tiket, parkir, dan segala macamnya. Terus, kalau di TWA ini fasilitasnya juga belum ditambahkan,” ucapnya.

Kendati demikian, menurut Rano, saat ini pengelola terus berbenah agar bisa menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung ke TWA Pangandaran.

Ia pun mengaku heran, dengan kondisi kunjungan ke TWA Cagar Alam yang sepi. Padahal kunjungan ke Pantai Pangandaran dinilai ramai saat libur nataru ini.

Namun, kunjungan ke Pantai Pangandaran dan ke TWA Cagar Alam tidak seimbang. “Kalo dulu mah kalo ke pantai pasti mampir ke Cagar Alam,” ucapnya.

Bahkan, Rano mengaku kondisi libur nataru kunjungan ke kawasan cagar alam itu minim atau menurun sepi dari tahun sebelumnya. “Menurun dari tahun 2023 bahkan beberapa tahun terakhir juga kondisinya begini,” katanya.

Dia bercerita jika 10 tahun yang lalu sekali memandu saat weekend bisa menghasilkan cuan hingga Rp 2,5 juta dalam seminggu khususnya di weekend sampai 2017.

“Dari 2018 hingga sekarang, pendapatan dalam seminggu menurun dan tidak menentu. Setiap weekend, hanya bisa mendapatkan uang Rp 200 ribu,” ucapnya.

Rano berharap kunjungan bisa bertambah pada awal tahun 2025. “Mudah-mudahan ada harapan awal tahun 2025,” ujarnya.

Dalam sekali weekend, Rano hanya mendapatkan kunjungan kurang dari 10 orang. Bahkan, kondisi itu terus menurun. “Menurun terus, sekarang mah ada 1-3 orang saja seharinya sudah untung,” ucapnya.