DAILYPANGANDARAN – Dani Ramdani (28) pemuda asal Tasikmalaya mengabdikan jiwa dan raganya untuk para anak yatim piatu di Pangandaran. Dia rela sebagian waktu mudanya mengajar anak yatim dari mulai tahajud hingga tarawih.
Kegiatannya mengasuh anak yatim dilakukan Dani sejak tahun 2021 setelah keluar dari pondok pesantren. Apalagi pada momen ramadhan ini ia harus sedikit ekstra karena padatnya kegiatan selama bulan puasa.
Puluhan anak yatim yang berada di Yayasan Al Mauna Pangandaran berasal dari daerah yang berbeda, diantaranya warga lokap, asal Tasikmalaya, Tangerang hingga Cilacap, Jawa Tengah. Sehari-hari Dani harus memastikan semua anak asuhnya bangun pagi, mandi hingga berangkat sekolah.
“Untuk selama ramadhan ini kami juga menerima siswa yang ingin mengaji diluar panti,” ucap Dani, Selasa (11/3/2025).
Menurutnya, ada dua kategori anak dalam panti asuhan ini, untuk yang mondok itu ada 11 anak dan anak luar panti 60 anak yatim yang dibina serta disantuni.
“Keseharian selama ramadhan kami pesantren kilat yang diikut sertakan binaan kami 60 anak ada kegiatan buka bersama setiap sore. Kemudian sepulang sekolah tadarus bersama. Alhamdulillah juga program di bulan puasa rutin tahajud bersama semuanya mengikuti,” katanya.
Ia bercerita awal masuk Yayasan Al Mauna sebagai pengasuh anak yatim sejak tahun 2021 waktu itu ditelepon teman sepondok waktu di ponpes. “Jadi waktu itu saya lagi duduk di kamar teman saya telepon bahwa ada Yayasan anak yatim butuh pengasuh dan guru ngaji. Kemudian saya minat karena gimana ya kalo urusannya anak yatim siapapun tahu pahalanya,” terang dia.
Kata dia, selama mengasuh anak yatim masyaallah harus penuh dengan kesabaran kasih sayang berusaha semampu mungkin mendidik membina. “Karena saya tau betul pengalaman mengurus anak belum punya tapi dengan mereka saya belar ikhlas menerima dan menjalani sisi lain kehidupan tanpa kedua orang tua,” ucapnya.
Selama tinggal di yayasan, menurut Dani, tidak hanya belajar ilmu agama. Pihaknya juga menyediakan ilmu umum, seperti bela diri jujitsu dan dojo. Salah satu perguruan silat.
“Kami juga ajarin mereka berkebun,” katanya.
Menjadi seorang pengasuh anak yatim bukan keinginan dan kemauan orang tua. Melainkan pilihan hati untuk mengabdi sebagai seorang santri.
“Jasi ini semua pilihan hati sendiri karena pahalanya sangat besar, urusan dunia biarkan Allah yang mengatur, saya senang disini sama anak-anak. Merasa ada ketenangan lain kalo mengurusi mereka,” ujarnya.
Untuk biaya hidup dan kebutuhan sehari-hari, Dani mengaku merasa cukup dari yayasan. “Apapun yang diberikan yayasan untuk saya dirasa cukup,” ucapnya.