Ciamis – Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, memiliki potensi kekayaan alam yang melimpah dengan salah satu hasil produknya adalah kopi. Sejumlah daerah dikenal sebagai penghasil kopi, seperti Desa Sukamaju, Kecamatan Cihaurbeuti sebagai penghasil kopi robusta.
Ada puluhan petani yang menggantungkan hidupnya dari hasil panen kopi. Rata-rata dalam sekali panen, petani Desa Sukamaju yang berada di bawah kaki Gunung Sawal mampu menghasilkan hingga 6 ton cery.
Petani kopi di Desa Sukamaju kebanyakan menjual kopi dalam bentuk green bean atau setengah jadi. Ada pun pemasarannya ke beberapa daerah seperti Tasikmalaya. Namun ada juga yang sudah diolah menjadi kopi kemasan yang dipasarkan ke wilayah Ciamis, Bandung dan beberapa daerah lainnya.
Untuk mengembangkan potensi kopi Sukamaju, petani kopi mendapat dukungan dari akademisi Universitas Galuh Ciamis. Salah satunya melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat, yakni Pengembangan Inovasi Produk Turunan Kopi Melalui Pemberdayaan Masyarakat Lokal Berbasis Ekonomi Hijau.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program pemberdayaan berbasis masyarakat yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tahun 2024.
Ketua Tim PKM 2024 Universitas Galuh Ciamis Irfan Nur Setiawan mengatakan tujuan kegiatan tersebut untuk mengembangkan inovasi produk turunan kopi dengan pendekatan ekonomi hijau. Sehingga dapat meningkatkan nilai tambah produk kopi yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Sukamaju. BUMDes Maju Mandiri Desa Sukamaju berperan sebagai mitra kegiatan.
“Bentuk pendampingannya berupa sosialisasi pengenalan produk turunan kopi, pelatihan manajemen usaha tani berbasis kearifan lokal, dan pengenalan pengolahan limbah kopi untuk pelestarian lingkungan,” katanya, Rabu (14/8/2024).
Irfan menyebut nantinya melalui inovasi tersebut, hasil produk kopi dikembangkan menjadi produk kopi yang dapat menjaga pelestarian lingkungan dan peningkatan ekonomi masyarakat desa.
Kepala Desa Sukamaju Dede Engkuh menyambut baik program dari akademisi tersebut. Dede berharap program tersebut dapat membawa dampak positif bagi ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
“Semoga masyarakat desa memanfaatkan potensi kopi yang ada secara optimal dan berkelanjutan. Menjadikan produk turunan kopi sebagai salah satu sumber pendapatan utama bagi desa,” ungkapnya.