Budaya  

DKD Pangandaran Dikukuhkan, Ini Pesan Gubernur Jabar Terpilih Dedi Mulyadi

Reporter: Aldi Nur Fadillah (082214947906)

DAILYPANGANDARAN – Dewan Kebudayaan Daerah (DKD) Kabupaten Pangandaran resmi dikukuhkan. Pengukuhan langsung dihadiri Gubernur Jawa Barat terpilih Kang Dedi Mulyadi (KDM) di Alun-alun Paamprokan pada Jumat (31/1/2025) malam.

Turut hadir dalam pengukuhan tersebut Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata, anggota DPR RI Ida Nurlaela, Ketua DPRD Pangandaran Asep Noordin, Sekretaris Daerah Pangandaran Kusdiana, Kapolres Pangandaran AKBP Mujianto, Dandim 0625 Pangandaran dan para kepala SKPD.

Pengukuhan dimulai dengan berbagai tampilan seni tradisional khas Pangandaran salah satunya Benjang Batok. Kesenian buhun asal Cijulang ini menjadi wajah pembuka pagelaran tersebut.

DKD Pangandaran dinahkodai oleh Anton Rahanto dan puluhan anggota yang berasal dari 10 kecamatan Kabupaten Pangandaran yang memiliki latar belakang pelaku seni dan budaya.

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan dibentuknya Dewan Kebudayaan Daerah ini bertujuan untuk menjaga dan melestarikan budaya yang ada. Selain itu dapat meningkatkan nilai-nilai budaya yang sudah ada.

“Tujuannya melestarikan dan meningkatkan nilai-nilai budaya yang ada,” kata Jeje, Jumat (31/1/2025).

Menurutnya, DKD tidak hanya menjadi pelestarian dan penguatan, tapi juga dapat regenerasi pelaku seni dan budaya. “Sehingga adanya kesinambungan dan terus berlanjut sampai anak cucu,” ucapnya.

Sementara itu, Gubernur Jabar Terpilih Dedi Mulyadi menyebutkan Pangandaran bukan hanya persoalan keindahan dan banyaknya jumlah kunjungan. Tetapi, nilai-nilai budaya disini harus tetap lestari disamping juga dapat menjaga alam.

Dedi berpesan agar Bupati Pangandaran tidak hanya berpikir seberapa banyak jumlah kunjungan tetapi bagaimana dapat menjaga alam. “Agar alam juga dapat memberikan rezeki kepada kita,” katanya.

Ia pun memberikan konsep agar Pangandaran menjadi destinasi wisata berbasis budaya. “Saya harapkan Pangandaran menjadi destinasi wisata berbasis budaya. Dimana ada 4 hal penting yang harus dibentuk,” kata Dedi.

Empat hal itu diantaranya memiliki Arsitektur yang khas, wewangian atau aroma khas, suara yang khas dan ikon souvenir.

“Saya harapkan Pangandaran punya arsitektur khas, contohnya bangunan hotel, rumah makan dan sebagainya memiliki ciri khas. Sehingga orang datang ke Pangandaran bakalan mengingat ciri atau pembeda dari daerah lain,” ucapnya.

Selain itu, Dedi meminta hotel di Pangandaran memiliki aroma khas yang membuat wisatawan bisa terkenang. Ia menambahkan suara musik tradisional yang menjadikan kesan agar wisatawan nyaman. “Mereka pemilik hotel bisa memasangkan pemain gamelan,” ucapnya.

Kemudian, Dedi juga merekomendasikan agar Pangandaran mempunyai Souvenir khusus ikon yang menonjol. “Kenapa tidak Pangandaran souvenir khasnya Nyi Roro Kidul,” imbuhnya.

Dedi berharap Pangandaran dapat mencontoh daerah-daerah berhasil yang membentuk branding nyah mudah diingat. “Bali misalnya, sesampainya di bandara disana kita sudah merasakan suasana, suara, wewangian yang khas. Seperti juga saat kita ke Mekkah, wewangian aroma terapi itu cukup kuat,” ucapnya.